Minggu, 27 Agustus 2017

DAFTAR PERTANYAAN SEPUTAR IMUNISASI CAMPAK/MEASLES DAN RUBELLA (MR)


  1. Apakah penyakit Campak Rubella?
Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melaui saluran nafas yang disebabkan oleh virus. Anak dan orang dewasa yagn belum pernah mendapat imunisasi Campak dan Rubella atau yang belum pernah mengalami penyakit ini beresiko tinggi tertular.
  1. Apa bahaya dari penyakit ini?
Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru peunomia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan bahkan kematian. Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.

  1. Seperti apa gejala penyakit Campak dan Rubella?
Gejala penyakit Campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai dengan batuk, pilek dan mata merah (konjungtivitis). Gejala penyakit Rubella tidak spesifik bahkan bisa tanpa gejala. Gejala umum berupa demam ringan, pusing, pilek, mata merah dan nyeri dan persendian. Mirip gejala flu.
  1. Bagaimana agar terlindung dari penyakit Campak dan Rubella?
Tidak ada pengobatan untuk penyakit Campak dan Rubella namun penyakit ini dapat dicegah. Imunisasi dengan vaksin MR adalah pencegahan terbaik untuk penyakit Campak dan Rubella. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus.
  1. Apakah vaksin MR?
Vaksin MR adalah kombinasi vaksin Campak atau Measles (M) dan Rubella (R) untuk perlindungan terhadap penyakit Campak dan Rubella. 
  1. Apakah Vaksin MR aman?
Vaksin yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari WHO dan izi edar dari Badan POM. Vaksin MR persen efektif untuk mencegah penyakit Campak dan Rubella.Vaksin ini aman dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia.
  1. Siapa saja yang harus mendapatkan Imunisasi MR?
Imunisasi MR diberikan untuk semua anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama kampanye imunisasi MR. Selanjutnya, imunisasi MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD/sederajat menggantikan imunisasi Campak.
  1. Apakah imunisasi MR memiliki efek samping?
Tidak ada efek samping dalam imunisasi. Demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian ikutan pasca imunisasi yagn serius sangat jarang terjadi.
  1. Apabila anak telah diimunisasi Campak, apakah perlu mendapat imunisasi MR?
Ya, untuk mendapat kekebalan terhadap Rubella. Imunisasi MR aman bagi anak yang telah mendapat 2 dosis imunisasi Campak. 
  1. Apakah perbedaan vaksin MR dan MMR?
Vaksin MR mencegah penyakit Campak dan Rubella. Vaksin MMR mencegah penyakit Campak, Rubella dan Gondongan.
  1. Mengapa yang diberikan adlah vaksin MR bukan MMR?
Saat ini pemerintah memprioritaskan pengendalian Campak dan Rubella karena bahaya komplikasinya yang berat dan mematikan.
  1. Apabila anak telah mendapat imunisasi MMR, apakah masih perlu mendapat imunisasi MR?
Ya. Untuk memastikan kekebalan penuh terhadap penyakit Campak dan Rubella. Imunisasi MR aman diberikan kepada anak yang sudah mendapat vaksin MMR. 
  1. Apakah benar vaksin MR dapat menyebabkan autisme?
Tidak benar. Sampai saat ini belum ada bukti yang mendukung bahwa imunisasi jenis apapun dapat menyebabkan autisme.
  1. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 4 tahun 2016
Imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan kekebalan tubuh (imunitas) dan mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebakan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yagn mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya, maka imunisasi hukumnya wajib.

Sumber : 
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Ikatan Dokter Anak Indonesia


Selasa, 06 Mei 2014

Pentingnya ASI Eksklusif bagi Bayi



Apa itu bayi diberi ASI Eksklusif?
adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain.
Apa itu ASI (Air Susu Ibu)?
ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
Apa saja keunggulan ASI?
  • Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan.
  • Mengandung zat kekebalan.
  • Melindungi bayi dari alergi.
  • Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar.
  • Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan di mana saja.
  • Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi.
 Kapan dan bagaimana ASI diberikan?
  • Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendapat dukungan dari keluarga.
  • Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan.
  • Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.
 Apa manfaat memberikan ASI?
  • Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
  • Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
  • Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.
  • Menunda kehamilan berikutnya.
  • Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
  • Lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada setiap saat bayi membutuhkan.
  • Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng.
  • Bayi tidak sering sakit.
  • Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan perlengkapannya.
  • Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula, misalnya merebus air dan pencucian peralatan.

Tidak ada alasan bagi seorang ibu untuk tidak memberikan ASI bagi anaknya, karena ASI merupakan zat yang sangat penting untuk tumbuh kembang bayi. Umumnya beberapa ibu yang langsung bekerja mengkhawatirkan apakah mereka masih bisa memberi ASI kepada anaknya. Jawabannya adalah bisa, Ibu masih bisa memberikan ASI eksklusif walau ibu sepanjang hari sibuk dan hanya ada waktu menyusui ketika malam.

Selain itu ASI Eksklusif berperan penting dalam kesehatan bayi karena pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang terlalu dini <6 bulan akan mengganggu kesehatan bayi karena pada dasarnya, sistem pencernaan bayi hingga umur 6 bulan belum sempurna sehingga rentan terkena penyakit seperti diare. 

Rumor Imunisasi Yang Salah



sumber: DepKes RI

Kamis, 23 Mei 2013

Pap Smear


Sekarang di Klinik Zhazha Palembang ada praktek dokter spesialis kebidanan lho :)

dr Hartati, SpOG
Spesialis ObGyn
(Spesialis kebidanan dan kandungan)
Praktek hari senin – sabtu jam 17.30 – 20.30
melayani USG, pemeriksaan kandungan, dan Pap Smear

Istilah USG mungkin sudah umum. tapi, apa itu pap smear?
Pap Smear adalah tes skrining untuk mendeteksi dini perubahan atau abnormalitas dalam serviks (leher rahim) sebelum sel-sel tersebut menjadi kanker.

Pemeriksaan ini disarankan untuk para wanita yang setidaknya berusia 21 tahun, yang sudah menikah atau sudah aktif berhubungan seksual untuk melakukan tes pap smear, karena biasanya pada usia tersebut alat reproduksi pada wanita telah berkembang sempurna. Hal ini boleh dilakukan lebih awal jika ada riwayat kanker serviks dari ibu, seusai menjalani transplansi organ, kemoterapi dan/atau bila memiliki gaya hidup sering berganti pasangan.

Cara melakukan tes papsmear secara teknis yaitu pengambilan sapuan lender dengan menggunakan spatula atau sejenis sikat halus. Lendir leher rahim diambil oleh dokter atau bidan untuk dioleskan dan difiksasi (dilekatkan) pada kaca benda. Kemudian dengan menggunakan mikroskop seorang ahli sitologi (sel) akan menguji sel rahim tersebut.

Agar hasilnya optimal, perhatikan hal - hal berikut:  
1. Pap smear sebaiknya dilakukan sekitar 5 hari setelah haid, atau 10-20 hari setelah hari pertama haid agar leher rahim Anda bersih dari sisa-sisa darah haid.    
2. Dalam dua hari sebelum Pap smear, Anda sebaiknya menghindari:
  • membersihkan vagina dengan krim atau sabun apa pun, juga douching (penyemprotan obat atau larutan tertentu ke arah liang vagina).
  • menggunakan tampon atau obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina, misalnya jeli untuk KB. 
  • menghindari dahulu hubungan intim suami istri. 
3. Sebaiknya tidak mandi berendam menjelang Pap smear, karena dikhawatirkan ketika berendam ada sisa-sisa sabun yang tertinggal a tau masuk ke vagina.
4. Jika Anda keputihan, beritahukan kepada orang yang memeriksa, termasuk semua keluhan yang Anda rasakan. Misalnya terasa gatal-gatal, sakit atau panas (seperti terbakar) di vagina.
5. Jika hasil Pap smear yang lalu kurang bagus (abnormal), jangan lupa  memberitahukannya kepada dokter.




(klik pada gambar untuk memperbesar)

Apakah kanker serviks itu?
Kanker serviks adalah penyakit pembunuh wanita nomor satu di Indonesia. Tiap hari di Indonesia ada 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks dan 20 wanita meninggal karena kanker serviks. Sangat mengerikan bukan?
Tidak aneh kalau kanker serviks menjadi momok yang sangat menakutkan bagi wanita. Tidak hanya di Indonesia, kanker serviks juga menjadi ancaman mematikan bagi wanita di seluruh dunia.
Infeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks bisa terjadi karena kontak kelamin melalui hubungan seks. Di samping itu, timbulnya HPV  juga sangat rentan pada wanita yang merokok, suka berganti-ganti pasangan seks, dan menikah di usia terlampau muda.

Maka dari itu, selain deteksi dini yaitu pap smear sangat penting, ada satu hal lagi yang bisa membuat kita lebih kebal dari kanker serviks, yaitu dengan imunisasi. Imunisasi bukan hanya untuk anak- anak lho bunda :)

(klik pada gambar untuk memperbesar)

Kamis, 16 Mei 2013

Mitos yang salah mengenai imunisasi


Ada beberapa hal yang salah tentang imunisasi 

1. "Anak yang batuk-pilek bisa mendapat imunisasi tidak?"
Jawab: Dokter akan memeriksa terlebih dahulu. jika hanya batuk pilek biasa tanpa demam dan sesak. bayi tersebut dapat melakukan imunisasi

2. "Apakah imunisasi menyebabkan demam?"
Jawab: Tidak semua imunisasi menyebabkan demam, Imunisasi yang tidak menyebabkan demam contohnya polio, BCG, Hepatitis B. Yang menyebabkan demam contohnya DPT. Tapi pada saat ini telah terdapat vaksin DPT dengan demam yang tidak terlalu tinggi (DPT Aseluler).  Jadi tergatung pilihan imunisasi dari pasien

3. "Apakah imunisasi menimbulkan bengkak?"
Jawab: Ada beberapa imunisasi yang menimbulkan bengkak pada lengan, contohnya setelah imunisasi BCG. tapi itu merupakan reaksi normal dari BCG. Pembengkakan tersebut muncul kurang lebih sebulan setelah penyuntikan. Pada imunisasi DPT sering juga menimbulkan bengkak pada kaki tapi reaksi tersebut dapat lebih ringan / tidak bengkak pada DPT aseluler

4. "Demam, bengkak, nyeri, kemerahan setelah imunisasi membuktikan bahwa vaksin berbahaya?"
Jawab: Tidak berbahaya. Demam, nyeri, kemerahan, bengkak, gatal di bekas suntikan adalah reaksi wajar setelah vaksin masuk ke dalam tubuh. Seperti rasa pedas dan berkeringat setelah makan sambal adalah reaksi normal tubuh kita.

Umumnya keluhan tersebut akan hilang dalam beberapa hari. Boleh diberi obat penurun panas, dikompres. Bila perlu bisa konsul ke dokter yang telah memberikan imunisasi tersebut untuk mendapat pertolongan dan pengobatan.

5. "Apakah imunisasi dapat menimbulkan kejang?"
Jawab: Pada imunisasi DPT yang biasa, pernah terjadi kasus kejang. namun, kasusnya sangat jarang. hal tersebut timbul karena pada anak tersebut mempunyai riwayat keluarga menderita kejang demam (Step). pada anak tersebut dianjurkan untuk imunisasi DPT selanjutnya menggunakan DPT dengan efek demam yang minimal (DPT Aseluler)

6. "Benarkah vaksin mengandung lemak babi?"
Jawab: Tidak benar. Pada proses penyemaian induk bibit vaksin tertentu 15 – 20 tahun lalu, ketika proses panen bibit vaksin tersebut bersinggungan dengan tripsin pankreas babi untuk melepaskan induk vaksin dari persemaiannya. 

Tetapi induk bibit vaksin tersebut kemudian dicuci dan dibersihkan total dengan cara ultrafilterisasi ratusan kali, sehingga pada vaksin yang diteteskan atau disuntikan pada bayi balita tidak mengandung tripsin babi. 
Hal ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan khusus. Atas dasar itu menurut Majelis Ulama Indonesia vaksin itu boleh dipakai, selama belum ada penggantinya. Contoh : vaksin meningokokus haji diwajibkan oleh Saudi Arabia bagi semua jemaah haji untuk mencegah radang otak karena meningokokus. 

7. " Perlukan Imunisasi jika bayi sudah diberi ASI (Air Susu Ibu)?"
Jawab: Perlu. Tidak ada satupun badan penelitian di dunia yang menyatakan ASI, gizi, suplemen herbal bisa menggantikan imunisasi, karena kekebalan yang dibentuk sangat berbeda. ASI, gizi, suplemen herbal, memiliki kebersihan yang akan memperkuat pertahanan tubuh secara umum, namun tidak membentuk kekebalan spesifik terhadap kuman tertentu yang berbahaya.

Vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan yang spesifik (antibodi) terhadap kuman, virus atau racun kuman tertentu. Setelah antibodi terbentuk akan bekerja lebih cepat, effektif dan effisien untuk mencegah penularan penyakit yang berbahaya.

8. "Bagaimana jika pemberian imunisasi terlambat?"
Jawab: Tidak ada kata terlambat untuk imunisasi. Kapanpun datang kita bisa imunisasi. Namun sebaiknya pemberian imunisasi tepat waktu. 

9. "Perlukah imunisasi lain selain imunisasi dasar (Program pemerintah; BCG, Hepatitis B, DPT, Polio Campak)?"
Jawab: Sebaiknya imunisasi lengkap. Karena saat ini telah ditemukan vaksin terhadap berbagai penyakit selain 5 vaksin program pemerintah antara lain Cacar Air, Hepatitis A, Kanker Serviks, Radang Otak (HIB) dan Pneumokokus, Influenza, Diare (Rotavirus). Bila kita ingin mencegah penyakit tersebut, maka imunisasi selain program pemerintah harus dilakukan. 

Bila kita mempunyai kemampuan untuk melengkapi imunisasi tersebut. Lebih lengkap, lebih baik. 


Dr Prakanita SpA
Spesialis Anak
Klinik Anak Zhazha Palembang

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...