Kamis, 16 Mei 2013

Mitos yang salah mengenai imunisasi


Ada beberapa hal yang salah tentang imunisasi 

1. "Anak yang batuk-pilek bisa mendapat imunisasi tidak?"
Jawab: Dokter akan memeriksa terlebih dahulu. jika hanya batuk pilek biasa tanpa demam dan sesak. bayi tersebut dapat melakukan imunisasi

2. "Apakah imunisasi menyebabkan demam?"
Jawab: Tidak semua imunisasi menyebabkan demam, Imunisasi yang tidak menyebabkan demam contohnya polio, BCG, Hepatitis B. Yang menyebabkan demam contohnya DPT. Tapi pada saat ini telah terdapat vaksin DPT dengan demam yang tidak terlalu tinggi (DPT Aseluler).  Jadi tergatung pilihan imunisasi dari pasien

3. "Apakah imunisasi menimbulkan bengkak?"
Jawab: Ada beberapa imunisasi yang menimbulkan bengkak pada lengan, contohnya setelah imunisasi BCG. tapi itu merupakan reaksi normal dari BCG. Pembengkakan tersebut muncul kurang lebih sebulan setelah penyuntikan. Pada imunisasi DPT sering juga menimbulkan bengkak pada kaki tapi reaksi tersebut dapat lebih ringan / tidak bengkak pada DPT aseluler

4. "Demam, bengkak, nyeri, kemerahan setelah imunisasi membuktikan bahwa vaksin berbahaya?"
Jawab: Tidak berbahaya. Demam, nyeri, kemerahan, bengkak, gatal di bekas suntikan adalah reaksi wajar setelah vaksin masuk ke dalam tubuh. Seperti rasa pedas dan berkeringat setelah makan sambal adalah reaksi normal tubuh kita.

Umumnya keluhan tersebut akan hilang dalam beberapa hari. Boleh diberi obat penurun panas, dikompres. Bila perlu bisa konsul ke dokter yang telah memberikan imunisasi tersebut untuk mendapat pertolongan dan pengobatan.

5. "Apakah imunisasi dapat menimbulkan kejang?"
Jawab: Pada imunisasi DPT yang biasa, pernah terjadi kasus kejang. namun, kasusnya sangat jarang. hal tersebut timbul karena pada anak tersebut mempunyai riwayat keluarga menderita kejang demam (Step). pada anak tersebut dianjurkan untuk imunisasi DPT selanjutnya menggunakan DPT dengan efek demam yang minimal (DPT Aseluler)

6. "Benarkah vaksin mengandung lemak babi?"
Jawab: Tidak benar. Pada proses penyemaian induk bibit vaksin tertentu 15 – 20 tahun lalu, ketika proses panen bibit vaksin tersebut bersinggungan dengan tripsin pankreas babi untuk melepaskan induk vaksin dari persemaiannya. 

Tetapi induk bibit vaksin tersebut kemudian dicuci dan dibersihkan total dengan cara ultrafilterisasi ratusan kali, sehingga pada vaksin yang diteteskan atau disuntikan pada bayi balita tidak mengandung tripsin babi. 
Hal ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan khusus. Atas dasar itu menurut Majelis Ulama Indonesia vaksin itu boleh dipakai, selama belum ada penggantinya. Contoh : vaksin meningokokus haji diwajibkan oleh Saudi Arabia bagi semua jemaah haji untuk mencegah radang otak karena meningokokus. 

7. " Perlukan Imunisasi jika bayi sudah diberi ASI (Air Susu Ibu)?"
Jawab: Perlu. Tidak ada satupun badan penelitian di dunia yang menyatakan ASI, gizi, suplemen herbal bisa menggantikan imunisasi, karena kekebalan yang dibentuk sangat berbeda. ASI, gizi, suplemen herbal, memiliki kebersihan yang akan memperkuat pertahanan tubuh secara umum, namun tidak membentuk kekebalan spesifik terhadap kuman tertentu yang berbahaya.

Vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan yang spesifik (antibodi) terhadap kuman, virus atau racun kuman tertentu. Setelah antibodi terbentuk akan bekerja lebih cepat, effektif dan effisien untuk mencegah penularan penyakit yang berbahaya.

8. "Bagaimana jika pemberian imunisasi terlambat?"
Jawab: Tidak ada kata terlambat untuk imunisasi. Kapanpun datang kita bisa imunisasi. Namun sebaiknya pemberian imunisasi tepat waktu. 

9. "Perlukah imunisasi lain selain imunisasi dasar (Program pemerintah; BCG, Hepatitis B, DPT, Polio Campak)?"
Jawab: Sebaiknya imunisasi lengkap. Karena saat ini telah ditemukan vaksin terhadap berbagai penyakit selain 5 vaksin program pemerintah antara lain Cacar Air, Hepatitis A, Kanker Serviks, Radang Otak (HIB) dan Pneumokokus, Influenza, Diare (Rotavirus). Bila kita ingin mencegah penyakit tersebut, maka imunisasi selain program pemerintah harus dilakukan. 

Bila kita mempunyai kemampuan untuk melengkapi imunisasi tersebut. Lebih lengkap, lebih baik. 


Dr Prakanita SpA
Spesialis Anak
Klinik Anak Zhazha Palembang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...